Sifat Fisik dan Kimia Tanah Gambut, Tidak Cocok Dijadikan Tambak
Tanah gambut banyak dijumpai di beberapa daerah di Indonesia. Tanah gambut umumnya sulit untuk dilakukan proses budidaya, terlebih lagi budidaya perairan seperti udang. Menilik dari sifat fisik dan kimianya, dapat dipastikan bahwa tanah gambut sebaiknya tidak dijadikan sebagai lahan tambak. Berikut ini sifat fisik dan kimia dari lahan gambut.
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain. Istilah gambut sendiri diserap dari bahasa daerah Banjar.
Sifat Fisik
Secara sekilas, tanah gambut terlihat remah dan memiliki partikel yang lebih rapuh dibandingkan dengan jenis tanah lain. Hal tersebut dapat terjadi karena tanah gambut memiliki berat isi yang rendah sehingga membuatnya gampang hancur. Ini tentu tidak baik jika dijadikan sebagai kolam tambak, karena tanah akan mudah hancur saat kincir air dihidupkan, akibatnya akan terjadi pencemaran air.
Sifat Kimia
Tanah gambut sendiri terbentuk dari timbunan bahan organik yang tinggi, sehingga kadar karbon pada tanah ini sangat besar. Menurut penelitian, tanah gambut di Indonesia memiliki fraksi organik sebesar 95%, dan sisanya ialah fraksi anorganik.
Dengan banyaknya kandungan fraksi organik pada tanah gambut, tentu ia akan cenderung bersifat asam. Tanah dengan kandungan asam yang tinggi tentu tidak baik untuk digunakan sebagai kolam tambak, karena keadaan asam sangat tidak baik bagi kehidupan udang. Umumnya, kadar tingkat keasaman tanah gambut berkisar antara Ph 3-4. Tingkat keasaman tanah gambut ini tentu berkaitan dengan asam-asam organik yang terkandung di dalamnya, seperti asam humat dan asam fulvat.
Sementara itu, untuk membudidayakan udang idealnya dibutuhkan kondisi lingkungan yang stabil, terutama pada tingkat keasamannya. Tambak dengan kadar asam yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko udang mengalami stres. Jika udang sudah stres, tentu infeksi penyakit akan lebih sering terjadi. Beberapa penyakit yang akan menyerang udang saat stres adalah white feces disease dan insang hitam.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa penggunaan lahan gambut sebagai kolam tambak untuk budidaya udang sangat tidak dianjurkan. Kadar bahan organik yang tinggi akan menyebabkan peningkatan kadar asam yang berbahaya bagi kehidupan udang. Jika tetap dipaksakan, tentu akan menimbulkan kerugian yang sangat besar.