Salah satu faktor penyebab kegagalan dalam budidaya udang di tambak adalah karena serangan penyakit.Hingga saat ini penyakit masih dianggap sebagai penyebab kegagalan terbesar dalam budidaya udang di tambak.
Keberhasilan dalam budidaya udang sendiri sangat tergantung pada 5 faktor yaitu daya dukung tambak dan lingkungannya, kualitas benur yang ditebar, manajemen dasar tambak dan kualitas air,kualitas pakan dan manajemen pakan, dan manajemen kesehatan udang dan pengendalian hama penyakit.
Nah, bagi Anda yang beternak udang, ada baiknya mengetahui ciri atau gejala klinis penyakit yang biasa menyerang udang, diantaranya :
1. Perut Kosong
Udang yang mulai sakit biasanya makan lebih sedikit daripada biasanya. Bahkan ia bisa berhenti makan sama sekali bila sakitnya sudah parah. Perut kosong merupakan tanda udang sakit, jadi bila terlihat perutnya hampir kosong berarti ia berada pada fase awal terjangkit penyakit.
2. Ekor tidak mekar
Udang yang lemah tidak mampu bergerak lincah dan ekornya tidak melengkung.
3. Warna permukaan tubuh memuda dan jaringan otot putih keruh
Udang yang mulai sakit kulitnya mengeras. Warna jaringan otot akan menjadi putih buram atau kemerahan, ketika sakitnya bertambah parah.
4. Mata pucat dan gerakan lambat
Udang yang mulai sakit sering ‘nongol’ di permukaan dan mengapung di tepi tambak. Bagian matanya juga perlu dicek dengan lampu. Udang sehat akan menyingkir saat terkena cahaya dan matanya berwarna merah. Sebaliknya, ia positif sakit bila matanya memucat atau hampir putih dan gerakannya menghindari cahaya lambat. Untuk mendeteksi hal ini, petambak sebaiknya memeriksa tepi tambak di malam hari sebelum pemberian pakan terakhir.
Di samping gejala klinis utama, masih ada tanda sakit lain yang memerlukan analisis teliti, misalnya warna faeces (kotoran) yang tidak seperti biasanya, warna buram batang mata, dan mengembungnya mata pada udang muda.
Ketika gejala penyakit sudah muncul, petambak harus secepat mungkin memperbaiki kondisi tambak yang buruk, seperti air yang keruh, kurang baiknya aerasi dan pergantian air. Karena, aplikasi obat tanpa perbaikan kondisi umum tambak, sering kurang efektif dan hanya berguna dalam jangka pendek, lalu kejadian hal yang sama akan terulang lagi.