Pakan adalah komponen pengeluaran terbesar dalam budidaya udang vaname, bisa mencapai 50-70% dari total biaya yang dikeluarkan tiap siklusnya. Budidaya udang vaname sistem intensif memang sangat tergantung dengan pakan buatan dari pabrik. Sehingga hal pertama jika pengeluaran ingin ditekan maka melakukan efisiensi pemberian pakan. Berdasar dari pakan yang diberikan ke udang dapat terjadi 3 tingkat kadar pemberian pakan:
Under feeding atau pakan yang diberikan dibawah kebutuhan udang. Menyebabkan pertumbuhan lambat dan nilai konversi pakan atau feed conversion ratio (FCR) tinggi.
Over feeding atau pemberian pakan berlebihan dari kebutuhan udang. Menyebabkan pertumbuhan cepat pada awal budidaya, nilai konversi pakan (FCR) tinggi, terjadi penurunan kualitas air, dan sering diikuti terserangnya penyakit.
Optimum atau pemberian pakan sudah tepat dengan kebutuhan udang. Hasilnya meningkatkan pertumbuhan udang, kualitas air terjaga, dan terjadinya efisiensi pemberian pakan.
FCR adalah salah satu indikator apakah pakan sudah efisien atau berlebihan. Pada kenyataannya pakan yang diberikan ke udang tidak 100% dikonsumsi oleh udang. Sebagian diantaranya justru hilang di kolom air. Berikut Kabar Udang mengutip penjelasan dari Primavera (1991) menjelaskan kemana 100% pakan yang diberikan udang.
Aliran pakan dalam budidaya udang
Pakan yang diberikan ke udang hanya sekitar 85% yang dikonsumsi udang, sedangkan 15% sisanya tidak termakan. Dari 85% pakan yang dikonsumsi tersebut 20% diantaranya terbuang lagi dalam bentuk feses dan sekitar 65% sisanya digunakan untuk pertumbuhan (sekitar 17%) dan untuk energi beraktivitas (sekitar 48%). (App Jala)